Jumat, 20 November 2009

KARAKTERISTIK TEKNIS ALAT TANGKAP PURSE SEINE, PAYANG, DAN GILL NET PADA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL*

Kajian perikanan pelagis kecil difokuskan pada tiga jenis alat tangkap yang umum digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis, yaitu : purse seine, payang, dan gillnet. Lokasi kajian perikanan pelagis kecil meliputi wilayah; Indramayu, Karawang, Tegal, Pati, Pekalongan, Banyuwangi, Pengambengan, dan Banjarmasin. Sedangkan kajian perikanan udang difokuskan pada alat tangkap trammel net. Lokasi kajian meliputi wilayah Pangandaran, Cilacap, dan Kebumen. Karakteristik teknis usaha perikanan pelagis kecil dan udang disajikan dalam informasi berikut ini.

1. Purse Seine

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring pada bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang termasuk kedalam golongan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut membentuk suatu shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface). Metode pengoperasian purse seine secara rinci yaitu dimulai kapal berangkat menuju lokasi penangkapan. Ada dua metode untuk penangkapan, yaitu dengan mengejar gerombolan ikan atau dengan menggunakan alat bantu pengumpul ikan (rumpon, lampu dan lainnya). Setelah ikan terkumpul atau terkonsentrasi pada daerah tertentu maka nelayan mulai menurunkan jaring (setting), pertama dengan menurunkan ujung jaring dengan pelampung, kemudian secara perlahan melingkari gerombolan ikan yang tekonsentrasi sampai pada ujung jaring yang pertama. Setelah itu dilakukan tahap yang berikut adalah hauling atau penarikan jaring yaitu dengan menarik tali kolor, sehingga akhirnya ikan terkumpul pada kantong. Ikan tersebut lalu dinaikkan ke kapal dan kemudian disortir, lalu di simpan dalam palka.

Spesifikasi teknis alat tangkap purse seine terdiri dari :

a. Tali iris atas : Tali PE (polyethylene) atau PP (polypropylene).

b. Ukuran mata jaring : Untuk menangkap ikan pelagis kecil sayap dan mesh size badan berukuran > 50 mm dan kantong berukuran > 25 mm.

c. Tali ris bawah : Tali PE, PA atau bahan lain

d. Tali kolor (purse line) : Tali PE, PA atau bahan lain

e. Pelampung : Plastik atau styrofoam

f. Cincin : Terbuat dari besi tahan karat (stainless steel)

g. Alat Bantu : Alat bantu untuk menarik dan mengangkat jaring yatu net drum, line hauler/kapstan, winch dan power block. Alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon atau lampu.

Jaring purse seine terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian sayap dan kantong. Bagian kantong berada ditengah diapit oleh bagian sayap pada kedua sisinya. Panjang jaring 400 – 700 meter, kedalaman 40 – 70 meter dan ukuran mata jaring kantong ¾ inchi. Bahan jaring adalah nylon multifilament dengan nomor benang dan mata jaring yang berbeda. Bagian kantong menggunakan nomor benang 210d/12 dengan ukuran mata jaring 19 mm, bagian sayap menggunakan nomor benang 210 d/9 dengan ukuran mata jaring 25,4 mm. Bagian badan sayap dan bagian bawah kantong menggunakan nomor benang 210 d/6 dengan ukuran mata jaring 25,4 mm.

Purse seine atau jaring lingkar adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk persegi panjang atau trapesium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung dalam jaring.

Hasil tangkapan utama pukat cincin (purse seine) adalah jenis-jenis ikan yang hidup bergerombol di periran permukaan (pelagis) seperti pelagis kecil (kembung, selar, lemuru dan ikan lainnya) dan perairan pertengahan pelagis besar (cakalang, tuna, dan jenis ikan lainnya).

Purse seine merupakan alat tangkap utama dalam penangkapan ikan pelagis kecil di Indonesia. Alat tangkap ini menangkap ikan-ikan yang berada pada lapisan permukaan (surface layer). Alat tangkap ini dikategorikan surrounding net atau encircling net (alat tangkap yang dioperasikan dengan cara dilingkarkan).

Purse seine merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil di Laut Jawa. Alat tangkap purse seine tersebut digunakan oleh nelayan-nelayan di lokasi kajian, yaitu di Indramayu, Tegal, Pekalongan, Banyuwangi, dan Bali. Karakteristik teknis usaha penangkapan ikan pelagis kecil dapat dilihat pada tabel berikut.

Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan.

Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip. Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.

Karakteristik kapal purse seine yang beroperasi di Tegal, Pekalongan dan Pati merupakan kapal-kapal sedang dan besar sesuai dengan ukuran GT (30 – 100 GT), sedangkan kapal kapal yang beroperasi di daerah Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (<>one day fishing.

Armada perikanan purse seine yang ada di Muncar dan Pengambengan umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan rata-rata mempunyai kekuatan mesin sebesar 30 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan.

Kapal purse seine yang dioperasikan di Pengambengan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Muncar merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10 - 30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 30 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip 1 hari per trip atau one day fishing. Kapal-kapal di Pengambengan dan Muncar mempunyai bentuk yang sama dan ukuran yang hampir sama. Pembuatan kapal-kapal tersebut dibuat di Madura, Muncar, dan Banyuwangi. Kapal-kapal purse seine ini berbeda dari kapal-kapal purse seine di Jawa. Umumnya masyarakat menyebutnya sebagai kapal madura.

2. Payang

Alat tangkap payang merupakan alat tangkap modifikasi yang menyerupai trawl kecil yang dioperasikan dipermukaan perairan. Dari segi konstruksi alat tangkap tersebut hampir mirip dengan lampara, yang membedakan adalah tidak digunakannya otter board dalam pengoperasiannya. Pengoperasian payang dilakukan pada lapisan permukaan perairan. Payang mempunyai tingkat selektifitas yang rendah, disebabkan penggunaan mesh size yang kecil, sehingga dapat menangkap ikan-ikan kecil, seperti teri sampai ikan yang berukuran lebih besar, seperti tongkol dan sebagainya. Alat tangkap payang di lokasi kajian banyak dioperasikan dengan kapal-kapal berukuran kecil (kurang dari 30 GT) dengan jumlah trip yang terbatas (umumnya one day fishing). Payang secara ekonomis termasuk alat tangkap yang menguntungkan karena menghasilkan tangkapan ikan yang bernilai ekonomis tinggi (teri nasi) dan juga dapat juga untuk menangkap ikan-ikan besar semacam tongkol, tengiri dan sebagainya. Pengoperasiannya dimulai dengan penurunan atau penebaran jaring, kemudian dilanjutkan dengan penarikan jaring, hingga akhirnya ikan terkumpul dan jaring kemudian diangkat. Selanjutnya ikan akan diambil dan dimasukkan ke dalam palka.

Payang terbuat dari bahan jariing yang konstruksinya terdiri dari kantong, badan dan sayap, serta dilengkapi dengan pelampung dan pemberat serta tali penarik (selambar). Berdasarkan klasifikasi dari FAO, alat tangkap ini digolongkan sebagai jaring lingkar. Struktur alat tangkap ini adalah sebagai berikut :

a. Sayap : payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan bagian sayap kanan. Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan dari sayap ini terbuat dari bahan PA.

b. Badan, terdiri atas 6 bagian

c. Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang terjaring.

d. Tali ris atas

e. Tali ris bawah

f. Tari penarik (selambar)

g. Pelampung

h. Pemberat, terbuat dari bahan timah, dan juga batu.


Armada perikanan payang yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang dioperasikan di Karawang merupakan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

Kapal payang yang dioperasikan di Karawang merupakan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

Adapun armada perikanan payang yang dioperasikan di Muncar (Banyuwangi, Jawa Timur) merupakan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

3. Gill Net

Gill net merupakan alat tangkap yang bersifat pasif. Hal ini dikarenakan sifat gill net yang tetap dalam pengoperasiannya. Gill net yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis, yaitu jenis drift gill net (jaring insang hanyut) dan surface gill net (jaring insang permukaan). Sifat utama alat tangkap ini adalah menjebak ikan yaitu dengan mata jaring yang disesuaikan sehingga ketika ikan mencoba melaluinya, maka ikan akan terjerat pada mata jaring. Metode pengoperasiannya yaitu dengan memasang jaring dengan posisi melawan arus, posisi jaring diupayakan membentang sempurna dari permukaan sampai ke dasar perairan. Hanging ratio dari jaring gill net merupakan ukuran dari membentangnya jaring gill net. Karakteristik surface gill net yaitu pada ujung jaring sepihak ataupun pada kedua pihaknya diikatkan tali jangkar, yang dengan demikian letak (posisi) jaring menjadi tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan fishing ground. Float line (tali pelampung) akan berada di permukaan air yang akan membentuk rentangan.

Drift gill net atau jaring insang hanyut dengan karakteristik posisi dari jaring yang bergerak hanyut bebas mengikuti gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring dilekatkan tali dan tali ini dihubungkan dengan tali dan dihubungkan pada kapal. Berbeda dengan set gill net, maka drift gill net ini dapat digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, yang berguna untuk penangkapan di perikanan laut bebas. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain : saury, sardin, mackerel, flying fish, skipjack, tuna, salmon, herring dan lainnya.

Gill net merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Informasi penggunaan gillnet untuk penangkapan ikan pelagis kecil diambil dari dua lokasi sampel, yaitu di Indramayu (Jawa Barat) dan Muncar (Jawa Timur).

Struktur alat tangkap gill net adalah sebagai berikut :

a. Webbing, terbuat dari bahan nylon (PA) multifilamen atau monofilamen

b. Tali ris atas, tali PE multifilamen atau PA monofilamen atau tali lainnya dengan diameter dan panjang sesuai kebutuhan.

c. Tali pelampung, tali PE multifilamen atau PA monofilamen atau tali lainnya dengan diameter dan panjang sesuai kebutuhan.

d. Pelampung, dari bahan plastik atau stryrofoam.

e. Tali ris bawah, tali PE multifilamen atau PA monofilamen

f. Tali pemberat, tali PE multifilamen atau PA monofilamen

g. Pemberat, timah atau bahan lainnya

h. Panjang jaring, untuk perairan ZEEI Arafura dan perairan teritorial <>

i. Alat bantu penangkapan berupa alat penarik jaring yaitu net hauler atau net drum

Armada perikanan gill net yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin sebesar 36 - 300 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan.

Kapal gill net yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal gil net berukuran sedang (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 36 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama 20 hari penangkapan per trip. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 12,7 m.

Kapal Gill net yang dioperasikan di Muncar merupakan kapal-kapal Gill net berukuran sedang (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama 3 hari penangkapan. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 14 m.

* Hasil survey Tim Evaluasi Pendahuluan Kemitraan Usaha Perikanan Pelagis Kecil dan Udang, Dit. PUP